Wa/Call 0838 2294 1999 / 0881 0227 90353
Close
Wa/Call 0838 2294 1999 / 0881 0227 90353 evin4884@gmail.com
Adat Pernikahan Sunda

Adat Pernikahan Sunda,

Jawa Barat

Pernikahan adalah salah satu Upacara Adat yang sakral, yang di pastinya dinanti nanti oleh semua orang dan hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup. Salah satu kebiasaan orang indonesia adalah tidak pernah meninggalkan adatnya, baik dari segi bahasa, kesenian, makanan khas, kekerabatan, bahkan sampai dengan adat pernikahan pun menjadi ciri khas setiap budayanya. Nah, kali ini saya akan mengajak kalian untuk mengenal salah satu Kebudayaan di Indonesia yaitu dari Adat Sunda, Jawa Barat.

Dalam konsep pernikahan adat sunda, hampir mirip dengan adat jawa dan daerah lainnya. Namun, ada beberapa tahapan yang wajib dilakukan untuk bisa berlanjutnya pernikahan. Inti dari pernikahan itu sendiri sih sejatinya sama, yaitu ingin mendapat restu dari para orang tua dan masyarakat pada umumnya.

Langsung aja yuk kita simak tata cara pernikahan Adat Sunda, Jawa Barat.

Berawal dengan meminta izin kepada orang tua melalui acara pengajian, dilanjutkan dengan acara siraman air kembang sampai prosesi pernikahan. Untuk orang sunda, tata cara pernikahan adat hukumnya wajib untuk dilakukan.

Pengajian Sebelum Pernikahan
Siraman Air Kembang
  • Menyimpan Janji (Neundeun Omong)

neundeun omong ini tuh istilahnya dari menyimpan omongan, kayak menyimpan janji sehidup semati, intinya mengharapkan sang wanita supaya menjadi menantunya. Dalam hal ini, orang tua atau wali membutuhkan kepandaian dalam berbicara, berbahasa dan penuh akan keramahan.

  • Lamaran (Narosan atau Nyeureuhan)

Tahap ini dikenal dengan meminang, meminang ini dalam arti sebagai tindak lanjut dari tahap sebelumnya. Prosesi ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hampir mirip pada tahap pertama, namun bedanya dalam lamaran, orang tua dari calon mempelai pria biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan untuk mempelai wanitanya. Biasanya berupa uang, seperangkat pakaian, cincin pertunangan, dan yang lain sebagainya.

  • Tunangan

Prosesi pernikahan adat sunda yang selanjutnya adalah prosesi patuker beubeur tameuh, yaitu penyerahan ikat pinggang berwarna pelangi atau polos kepada sang mempelai wanita.

  • Seserahan (Nyandakeun)

Pada selang 3 – 7 hari sebelum pernikahan, calon mempelai pria membawa uang, pakaian, perabotan rumah tangga, makanan dan hal lain sebagainya.

  • Ngeuyeuk Seureuh

Saling dihadapkan dua lembar sirih bertangkai, kemudian digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh, dan diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya supaya kelak rejeki yang didapatkan jika berlebihan bisa dibagikan kepada sanak saudara dan handai taulan.

  • Berebut Uang

Tata cara yang satu ini dilaksanakan di bawah tikar sambil disawer. Maknanya berlomba-lomba dalam mencari rejeki dan disayang keluarga.

Prosesi Akad Nikah

Prosesi Up

  • Penjemputan Calon Mempelai Pria

Yang dilakukan oleh utusan dari pihak mempelai wanita. Dalam arti seperti menyambut datangnya dari keluarga mempelai pria.

  • Ngabageakeun

Ibu dari calon mempelai wanita menyambut calon mempelai pria dengan cara mengalungkan bunga melati kepada calon mantunya . Kemudian diapit oleh kedua orang tua calon mempelai wanita untuk masuk menuju ke pelaminan.

  • Akad Nikah

Petugas KUA, para saksi, dan calon mempelai pria dipersilahkan duduk di tempat yang telah disediakan. Kemudian kedua orang tua dari mempelai wanita menjemput calon mempelai wanita dari kamar rias, dan diantar untuk dipersilahkan duduk di sebelah kiri mempelai pria, dengan dikerudungi dengan tiung (kain selendang) panjang, yang bermakna penyatuan dua insan yang masih murni. Lalu tiung baru dibuka ketika kedua mempelai sudah Sah menjadi Suami Isteri dan menandatangani surat nikah.

  • Sungkeman

Meminta maaf dan ampun kepada kedua orang tua dari mempelai pria dan mempelai wanita serta sebagai tanda terima kasih untuk budi dan jasa yang telah merawat dari kecil hingga dewasa sampai menikah dan merestukan hubungan mereka selaku kedua mempelai.

  • Wejangan

Dilaksanakan oleh ayah pengantin wanita atau dari keluarganya. Tujuannya seperti sambutan untuk keluarga besan dan memberikan sepatah dua patah untuk kedua mempelai yang akan memulai hidup barunya sebagai pasangan Suami Isteri.

  • Saweran

Kedua mempelai dipersilahkan duduk di kursi yang telah disediakan, lalu penyaweran, pantun sawer, diiringi juga dengan nyanyian sinden. Pantun yang mengandung petuah utusan orang tua mempelai wanita. Dan kedua mempelai dipayungi dengan payung yang besar dan diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung dan uang receh beserta permen sebagai pemanis saweran.

  • Meuleum Harupat

Mempelai pria menyalakan harupatdengan lilin, setelah menyalakan lilin sebatang harupat dinyalakan kembali dengan lilin yang sudah di nyalakan, kemudian Harupat dimasukkan kedalam kendi yang berisi air setelah itu, mempelai wanita membersihkan kaki mempelai pria dengan air yang ada di dalam kendi lalu kendi nya di kocok bersama dengan kedua mempelai dipecahkan bersama juga, setelah memecahkan kendi batang harupat yang di masukkan kedalam kendi tadi di patahkan bersama tujuannya untuk membuang sifat atau kenangan yang buruk dimasa lalu, kemudian patahannya dibuang jauh jauh dan mereka melangkahi pecahan kendi tersebut.

  • Nincak endog (Menginjak Telur)

Mempelai pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap oleh mempelai wanita.

  • Muka Panto (Buka Pintu)

Diawali dengan mengetuk pintu tiga kali. Lalu diadakan tanya jawab dengan pantun yang bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka, dan mempelai diperbolehkan masuk menuju pelaminan.

Sumber :

  • Dunia kesenian
  • Indonesia punya Cerita web

Sumber Photo Unggulan :

  • thebridedept.com

Add Comment

Leave a Reply to evPaive Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *